QUANTUM TEACHING
A. Pengertian
Quantum Teaching
Sejalan
dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah model pembelajaran yang disebut dengan Quantum
Teaching. Quantum Teaching sendiri berawal dari sebuah upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asal
Bulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan
pasti mempengaruhi hasil belajar. Quantum Teaching adalah model pengajaran
seperti konser musik. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid Anda.
Anda seolah – olah sedang memimpin konser saat berada di ruang kelas. Anda
memahami sekali bahwa setiap murid Anda memiliki karakter masing – masing,
sebagaimana alat musik seperti seruling, gitar, misalnya memiliki suara yang
berbeda. Bagaimana setiap karakter dapat memiliki peran dan membawa sukses
dalam belajar. Proses belajar atau mengajar adalah fenomena yang kompleks,
segala sesuatu berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai
sejauh mana Anda mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran,
sejauh itu pula proses belajar berlangsung. ( Lozanov, 1978 ).
Menurut Bobby De Porter
:“Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan cara – cara baru dalam
memudahkan proses belajar mengajar, lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian – pencapaian
yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan.
Menurut Colin Rose juga
berpendapat bahwa Quantum Teaching adalah panduan praktis dalam mengajar yang
berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa.
Metode ini sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang menimbulkan antusiasme
siswa. Quantum Teaching menjadikan ruang-ruang kelas ibarat sebuah konser musik
yang memadukan berbagai instrumen sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan
dari keberagaman tersebut. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid,
anda seolah – olah memimpin konser saat berada di ruang kelas.
Persamaan Quantum
Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme,
efektivitas belajar-mengajar,semangat)
M = massa (semua
individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan
yang tercipta di kelas)
Berdasarkan
persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta
akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada
peserta didik.
Kata
Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan
demikian quantum teaching adalah pengubahan bermacam – macam interaksi yang ada
di dalam dan disekitar moment belajar. Interaksi – interaksi ini mengubah
kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi
mereka sendiri dan bagi orang lain.
Jadi
Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara
menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui
interaksi yang terjadi di dalam kelas. Dalam Quantum
Teaching bersandar pada konsep ‘Bawalah
dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’.
Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak
hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu,
siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam
dan ketika belajar. Dengan Quantum teaching
kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan
pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California
mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas
intelektual yang berbeda.
Otak kiri menangani
angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran
rasional, beralasan dengan pertimbangan yang deduktif dan analitis. Bagian
otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan
ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus.
Otak kanan mengurusi
masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme,
musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas,
daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat
oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala
rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan
dimensi yang mengikat.
B. Prinsip
dari Quantum Teaching, yaitu:
1. Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan
pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2. Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka
mempelajari materi yang kita ajarkan.
3. Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa
diperoleh banyak konsep.
4. Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
5. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi
pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan
memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll
C. Model Quantum Teaching
a.
Konteks,
yaitu latar untuk pengalaman. Erat kaitannya dengan penataan panggung dalam
kelas, agar proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Hal ini
dilakukan untuk mengubah:
1. Suasana yang menggairahkan.
Lingkungan sosial
(suasana kelas) merupakan penentu psikologis utama yang mempengaruhi proses
belajar akademis ( Walberg dan Greenberg, 1997 dalam DePorter, 2000).
points
untuk membangun suasana yang menggairahkan adalah :
a) Kekuatan
– terpendam – niat
Keyakinan guru akan
potensi siswa dan kemampuan siswa untuk belajar dan berprestasi sangat penting
untuk diperhatikan, karena aspek tersebut berdampak sangat besar pada proses
belajar dan pola pikir pelajar yang diciptakan guru (Caine dan Caine, 1977
dalam DePorter, 2000).
Kunci untuk membangun
ikatan emosi tersebut adalah menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin
hubungan, dan menyingkirkan semua ancaman dari suasana belajar.
b) Jalinan
rasa simpati dan saling perhatian
Guru harus membangun hubungan
– rasa simpati dan saling perhatian dengan siswa. Hubungan seperti itu akan
membangun jembatan menuju kehidupan siswa, memasuki dunia baru mereka,
mengetahui minat, berbagi kesuksesan dengan mereka, dan berbicara dengan bahasa
hati ( DePorter, 2000)
c) Keriangan
dan ketakjuban
Pengajar membuat proses
mengajar-belajar tidak hanya menggembirakan bagi pengajar namun juga mengubah
sikap negatif siswa dan menyiapkan mereka untuk belajar.
d) Pengambilan
resiko
Siswa diajak keluar
dari “zona amannya” sehingga ia merasakan pengalaman-pengalaman baru.
Pengalaman baru itu akan menjadi proses belajar baginya
e) Rasa
saling memiliki
Rasa saling memiliki
dapat menciptakan kebersamaan dalam tim. Rasa kebersamaan ini membuat setiap
anggota tim merasa memiliki kemampuan unutuk berusaha memajukan timnya.
f) Keteladanan
Semakin banyak pengajar
memberikan teladan yang baik, maka siswa akan semakin tertarik untuk
mencontohnya.
2. Landasan yang kukuh
a) Integritas:
Bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh. Selaraskan nilai-nilai dengan perilaku.
b) Kegagalan
Awal Kesuksesan: Pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang
dibutuhkan unutk meraih kesuksesan.
c) Bicaralah
dengan Niat Baik: Berbicara dengan pengertian positif, dan bertanggung jawab
untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus.
d) Hidup
di Saat Ini: Pusatkan perhatian pada saat ini dan kerjakan dengan
sebaik-baiknya.
e)
Komitmen: Penuhi janji dan kewajiban,
laksanakan visi dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
f)
Tanggung Jawab: Bertanggungjawab atas
tindakan.
g)
Sikap Luwes dan Fleksibel: Bersikap
terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu untuk
memperoleh hasil yang diinginkan.
h)
Keseimbangan: Jaga keselarasan pikiran,
tubuh, dan jiwa.
3.
Lingkungan yang mendukung
a) Lingkungan
sekeliling
Guru dapat menggunakan
alat peraga dalam proses pembelajaran. Contoh yang dapat dilakukan oleh guru :
•
poster ikon/simbol: dipajang pada setiap
konsep utama yang diajarkan dan digambarkan di atas selembar kertas berukuran
25x40cm/lebih besar.
•
Poster Afirmasi: Poster-poster
disekeliling ruangan “mengucapkan” afirmasi seperti dialog internal sehingga menguatkan
keyakinan siswa tentang belajar dan tentang isi yang diajarkan.
•
Gunakan Warna: untuk memperkuat
pengajaran dan belajar siswa karena otak berfikir dalam warna.
b) Alat bantu ( benda yang dapat mewakili suatu
benda).
Alat bantu dapat
membantu pembelajaran visual dan juga kinestetik. Bagi siswa yang kinestetik
dapat memegang alat bantu dan mendapatkan rasa yang lebih baik dari ide yang
disampaikan oleh guru. Contohnya: boneka untuk mewakili tokoh dalam karya
sastra.
c) Pengaturan bangku
Pengaturan bangku
mempunyai peranan penting dalam konsentrasi belajar siswa. Pengaturan bangku
dapat dilakukan secara fleksible dengan memposisikan berhadap – hadapan saat
kerja kelompok atau menghadap ke depan untuk tetap fokus ke depan saat
pemutaran video, presentasi siswa, ajaran guru dan lain-lain.
d) Tumbuhan,
aroma, dan unsur – unsur organik lainnya.
• Tumbuhan
Biologi dan botani mengajarkan
bahwa tumbuh – tumbuhan menyediakan oksigen dan otak berkembang karena oksigen.
Semakin banyak oksigen yang didapat semakin baik otak berfungsi.
•
Aroma
Manusia
dapat meningkatkan kemampuan berfikir mereka secara kreatif sebanyak 30% saat
diberikan wangi bunga tertentu ( Hirsch, 1993)
e) Musik
musik
bermanfaat untuk menata suasana hati, meningkatkan hsil belajar yang diinginkan
serta menyoroti hal – hal penting.
4. Rancangan yang dinamis
Perancangan pengajaran yang dinamis :
a)
Jembatani jurang antara guru – siswa dengan
perancangan pelajaran
1)
dari dunia mereka ke dunia kita
2)
modalitas belajar Visual – Auditori –
Kinestetik
3)
model kesuksesan dari pandang perancang
kerangka
rancangan belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR
Ø TUMBUHKAN
– minat yang memuaskan AMBAK (apa manfaat bagiku)
Ø ALAMI
– ciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti
Ø NAMAI
– sediakan kata kunci, model, rumus, strategi
Ø DEMONSTRASIKAN
– berikan kesempatan sampai mereka tahu
Ø ULANGI –
tunjukkan cara mengulang materi
Ø RAYAKAN
– pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi
4).
Kecerdasan berganda SLIM N BIL Dr. Howard Gardner
SLIM N BIL yaitu :
· Spasial
– visual berfikir
dalam citra dan gambar (melibatkan kemampuan memahami hubungan ruang dan citra
mental)
·
Linguistik
– Verbal berfikir
dalam kata-kata (melibatkan kemampuan memahami dalam berbahasa untuk berbicara,
menulis, membaca, menghubungkan dan menafsirkan).
· Interpersonal
berfikir lewat berkomunikasi dengan orang lain
(mengacu pada keterampilan manusia dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi
dan berinteraksi dengan orang lain).
·
Musikal
– Ritmik berfikir
dalam irama dan melodi.
· Naturalis berfikir dalam acuan
alam (dapat melihat hubungan dan pola dunia alamiah dan
mengidentifikasi dan berinteraksi dengan proses alam).
· Badan
– Kinestetik berfikir melalui sensasi dan gerakan fisik (merupakan
kemampuan mengendalikan dan menggunakan badan fisik dengan mudah dan cekatan).
· Intrapersonal
berfikir secara reflektif (mengacu pada kesadaran reflektif mengenai perasaan
dan proses pemikiran diri sendiri).
· Logis
– matematis berfkir dengan penalaran (melibatkan
pemaecahan masalah secara logis dan ilmiah dan kemampuan matematis).
5). Penggunaan metafora, perumpamaan dan sugesti
Ø Metafora
– kebanyakan sistem konseptual normal kita terstruktur secara metaforis yaitu
sebagian besar konsep difahami sebagian dalam konsep lain
Ø Perumpamaan
, 90% masukan indra untuk otak berasal dari sumber visual
Ø sugesti
b. Isi, dalam bagian
ini, pengajar akan menemukan keterampilan penyampaian untuk kurikulum apapun
disamping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atau apa yang
mereka pelajari.
1). Penyampaian/ presentasi materi yang prima
Guru yang seorang
Quantum Teacher mempunyai ciri-ciri dalam berkomunikasi yaitu :
a) Antusias
: menampilkan semangat untuk hidup
b) Berwibawa
: menggerakkan orang
c) Positif
: melihat peluang dalam setiap saat
d) Supel
: mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik
e) Humoris
: berhati lapang untuk menerima kesalahan
f) Luwes
: menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil
g) Menerima
: mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai
inti
h) Fasih
: berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur
i)
Tulus : memiliki niat dan motivasi
positif
j)
Spontan : dapat mengikuti irama dan
tetap menjaga hasil
k) Menarik
dan tertarik : mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup peserta
didik dan peduli akan diri peserta didik
l)
Menganggap peserta didik “mampu” :
percaya akan keberhasilan siswa
m) Menetapkan
dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas
kerja yang memacu setiap peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin. Agar
dapat berkomunikasi dengan baik, ada beberapa prinsip komunikasi ampuh, antara
lain adalah memunculkan kesan, mengarhkan fokus, inklusif (mengajak) dan
spesifik (tepat sasaran). Selain itu, diperlukan juga komunikasi nonverbal
antara lain kontak mata, ekspresi wajah,nada suara, gerak tubuh dan postur
2). Fasilitas
yang elegan
untuk tetap menjaga
minat siswa dalam belajar, pada dasarnya mengacu pada tiga prinsip:
a) Know
it : mengetahui apa yang pengajar inginkan sebagai hasil akhirnya
b) Explain
it: menjelaskan hasilnya
c) Get
it and give back: mendaptkan hasilnya dan memberikan umpan balik
3). Keterampilan belajar
Keterampilan belajar diperlukan
agar siswa dapat memahami sebgaian informasi dalam waktu yang lebih singkat,
menyerap lebih banyak dan merasa sekolah itu menyenangkan.
Guru
dapat memberdayakan siswa dengan beberapa keterampilan berikut:
a) Memanfaatkan
gaya belajar visual, auditory, kinestetik
b) Mengajarkan
dua teknik cepat belajar: SLANT dan keadaan alfa
Teknik
SLANT ( pandangan ) teori Dr. Ed. Ellis antara lain:
·
Sit up in the chair ( duduk tegak di
kursi mereka )
·
Learn forward ( condong ke depan )
·
Ask question ( bertanya )
·
Nod their heads ( mengangguk kepala )
·
talk to their teacher ( berbicara dengan
guru )
Sedangkan keadaan ALFA
dari teori Dr. Georgi Lozanov yaitu kondisi konsentrasi yang santai, belajar
laju yang jauh lebih cepat misalnya saat membaca, mengerjakan soal matematika,
atau menulis esai. Manfaat slant dan alfa yaitu dapat mengembangkan sikap
positif mengenai belajar.
c).
Mengorganisasi informasi: menggunakan peta pikiran dan catatan TS (tulis dan
susun) serta belajar memutar
d). Quantum reading: melontarkan pertanyaan, konsentrasi terpusat, superscan,
membaca dan mengulang
e).
Teknik mengingat: bercerita dan metode
penempatan
4).
Keterampilan hidup: mengorkestrasi ketulusan dan keefektifan siswa melalui
keterampilan pribadi, membina dan memberdayakan setiap orang untuk membina dan
memlihara hubungan dengan orang lain
5). Kesuksesan
melalui praktik
Quantum
Teaching memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
a). Belajar melibatkan semua aspek kehidupan
manusia yaitu fikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, keyakinan
dan persepsi masa depan. Jadi Quantum Teaching memadukan.
b). Guru adalah faktor penting dalam lingkungan
belajar dan kehidupan siswa, bukan sekedar pemberi ilmu. Peran guru sebagai:
rekan belajar, model, pembimbing dan fasilitaror. Jadi Quantum Teaching
menjelaskannya.
c). Quantum Teaching menunjukkan kepada kita cara
untuk menjadi guru yang baik. Quantum Teaching menguraikan cara – cara baru
yang memudahkan proses belajar kita lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian –
pencapaian yang terarah apapun mata pelajaran yang kita ajarkan.
D. KESIMPULAN
Dari
beberapa teori yang dikemukan oleh beberapa ahli tentang model pembelajaran
quantum teaching seperti George Lozanov, Bobby DePorter, Colin Rose maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa model pemebelajaran quantum teaching adalah
model pembelejaran yang memadukan serta melibatkan semua aspek kehidupan manusia yaitu fikiran, perasaan,
bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, minat, bakat, keyakinan dan
pandangan akan masa depan
yang ada di dalam diri setiap siswa, guru bertindak sebagai pemimpin untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran yang berlangsung. pembelajaran diibaratkan
seperti konser musik yang penuh dengan harmoni serta keselaran seni – seni dari
setiap alunan alat musik yang ditampilkan. Begitupula di dalam sebuah
pembelajaran quantum teaching, pemebelajaran yang dialakukan oleh guru harus
bisa menumbuhkan suasana yang menyenangkan melalui berbagai perpaduan karakter,
kemampuan, keinginan yang berbeda dari setiap siswa dengan didukung lingkungan
yang kaya akan sumber pengetahuan, misalnya ruangan kelas dibuat semenarik
mungkin, bisa ditempeli dengan berbagai sumber belajar ( poster, gambar –
gambar, kata – kata bijak ), posisi duduk dibentuk U, bisa diiringin alunan
musik dll. Dalam pembelajaran Quantum Teaching semua pendapat siswa harus
diberikan apresiasi, semua siswa berhak untuk menunjukkan kemampuan apa yang
dia miliki, karena setiap anak yang dilahirkan pasti sudah memiliki kemampuan.
DAFTAR PUSTAKA
De Porter, Bobby, Mark
Reardon & Sarah Singar – Nourie. 2007. Ed. 1, cet. ke – 21. Quantum
Teaching. Mempraktikan Quantum Learning di Ruang – Ruang Kelas. Penerjemah: Ary
Nilandari. Bandung : Kaifa.
DePorter, Bobby, Mark
Reardon dan Sarah Singer – Nourie. 2010. Ed. 2, cet. ke – 1. Quantum Teaching.
Penerjemah : Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar