Selasa, 20 Maret 2012

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING

QUANTUM TEACHING


              A.  Pengertian Quantum Teaching

Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah model  pembelajaran yang disebut dengan Quantum Teaching. Quantum Teaching sendiri berawal dari sebuah upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgaria, yang bereksperimen dengan suggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. Quantum Teaching adalah model pengajaran seperti konser musik. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid Anda. Anda seolah – olah sedang memimpin konser saat berada di ruang kelas. Anda memahami sekali bahwa setiap murid Anda memiliki karakter masing – masing, sebagaimana alat musik seperti seruling, gitar, misalnya memiliki suara yang berbeda. Bagaimana setiap karakter dapat memiliki peran dan membawa sukses dalam belajar. Proses belajar atau mengajar adalah fenomena yang kompleks, segala sesuatu berarti setiap kata, pikiran, tindakan, dan asosiasi dan sampai sejauh mana Anda mengubah lingkungan, presentasi, dan rancangan pengajaran, sejauh itu pula proses belajar berlangsung. ( Lozanov, 1978 ).
Menurut Bobby De Porter :“Quantum Teaching adalah konsep yang menguraikan cara – cara baru dalam memudahkan proses belajar mengajar, lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian – pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan.
Menurut Colin Rose juga berpendapat bahwa Quantum Teaching adalah panduan praktis dalam mengajar yang berusaha mengakomodir setiap bakat siswa atau dapat menjangkau setiap siswa. Metode ini sarat dengan penemuan-penemuan terkini yang menimbulkan antusiasme siswa. Quantum Teaching menjadikan ruang-ruang kelas ibarat sebuah konser musik yang memadukan berbagai instrumen sehingga tercipta komposisi yang menggerakkan dari keberagaman tersebut. Sebagai guru yang akan mempengaruhi kehidupan murid, anda seolah – olah memimpin konser saat berada di ruang kelas.
Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum  yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
M = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)
Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.

Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Dengan demikian quantum teaching adalah pengubahan bermacam – macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar moment belajar. Interaksi – interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar. Dengan Quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda.
Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan  yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.

B.  Prinsip dari Quantum Teaching, yaitu:  
           
1. Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2. Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
3.  Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
4.  Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
5. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll

C. Model Quantum Teaching

a.    Konteks, yaitu latar untuk pengalaman. Erat kaitannya dengan penataan panggung dalam kelas, agar proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan. Hal ini dilakukan untuk mengubah:
1.  Suasana yang menggairahkan.
Lingkungan sosial (suasana kelas) merupakan penentu psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar akademis ( Walberg dan Greenberg, 1997 dalam DePorter, 2000).
points untuk membangun suasana yang menggairahkan adalah :
a)      Kekuatan – terpendam – niat
Keyakinan guru akan potensi siswa dan kemampuan siswa untuk belajar dan berprestasi sangat penting untuk diperhatikan, karena aspek tersebut berdampak sangat besar pada proses belajar dan pola pikir pelajar yang diciptakan guru (Caine dan Caine, 1977 dalam DePorter, 2000).
Kunci untuk membangun ikatan emosi tersebut adalah menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan semua ancaman dari suasana belajar.
b)      Jalinan rasa simpati dan saling perhatian
Guru harus membangun hubungan – rasa simpati dan saling perhatian dengan siswa. Hubungan seperti itu akan membangun jembatan menuju kehidupan siswa, memasuki dunia baru mereka, mengetahui minat, berbagi kesuksesan dengan mereka, dan berbicara dengan bahasa hati ( DePorter, 2000)
c)      Keriangan dan ketakjuban
Pengajar membuat proses mengajar-belajar tidak hanya menggembirakan bagi pengajar namun juga mengubah sikap negatif siswa dan menyiapkan mereka untuk belajar.
d)     Pengambilan resiko
Siswa diajak keluar dari “zona amannya” sehingga ia merasakan pengalaman-pengalaman baru. Pengalaman baru itu akan menjadi proses belajar baginya
e)      Rasa saling memiliki
Rasa saling memiliki dapat menciptakan kebersamaan dalam tim. Rasa kebersamaan ini membuat setiap anggota tim merasa memiliki kemampuan unutuk berusaha memajukan timnya.
f)       Keteladanan
Semakin banyak pengajar memberikan teladan yang baik, maka siswa akan semakin tertarik untuk mencontohnya.

      2. Landasan yang kukuh
a)      Integritas: Bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh. Selaraskan nilai-nilai dengan perilaku.
b)      Kegagalan Awal Kesuksesan: Pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang dibutuhkan unutk meraih kesuksesan.
c)      Bicaralah dengan Niat Baik: Berbicara dengan pengertian positif, dan bertanggung jawab untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus.
d)     Hidup di Saat Ini: Pusatkan perhatian pada saat ini dan kerjakan dengan sebaik-baiknya.
e)        Komitmen: Penuhi janji dan kewajiban, laksanakan visi dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
f)         Tanggung Jawab: Bertanggungjawab atas tindakan.
g)        Sikap Luwes dan Fleksibel: Bersikap terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
h)        Keseimbangan: Jaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa.

3. Lingkungan yang mendukung
a)      Lingkungan sekeliling
Guru dapat menggunakan alat peraga dalam proses pembelajaran. Contoh yang dapat dilakukan oleh guru :
 poster ikon/simbol: dipajang pada setiap konsep utama yang diajarkan dan digambarkan di atas selembar kertas berukuran 25x40cm/lebih besar.
 Poster Afirmasi: Poster-poster disekeliling ruangan “mengucapkan” afirmasi   seperti dialog internal sehingga menguatkan keyakinan siswa tentang belajar dan tentang isi yang diajarkan.
  Gunakan Warna: untuk memperkuat pengajaran dan belajar siswa karena otak berfikir dalam warna.
b)       Alat bantu ( benda yang dapat mewakili suatu benda).
Alat bantu dapat membantu pembelajaran visual dan juga kinestetik. Bagi siswa yang kinestetik dapat memegang alat bantu dan mendapatkan rasa yang lebih baik dari ide yang disampaikan oleh guru. Contohnya: boneka untuk mewakili tokoh dalam karya sastra.
c)       Pengaturan bangku
Pengaturan bangku mempunyai peranan penting dalam konsentrasi belajar siswa. Pengaturan bangku dapat dilakukan secara fleksible dengan memposisikan berhadap – hadapan saat kerja kelompok atau menghadap ke depan untuk tetap fokus ke depan saat pemutaran video, presentasi siswa, ajaran guru dan lain-lain.
d)     Tumbuhan, aroma, dan unsur – unsur organik lainnya.
 Tumbuhan
Biologi dan botani mengajarkan bahwa tumbuh – tumbuhan menyediakan oksigen dan otak berkembang karena oksigen. Semakin banyak oksigen yang didapat semakin baik otak berfungsi.
• Aroma
Manusia dapat meningkatkan kemampuan berfikir mereka secara kreatif sebanyak 30% saat diberikan wangi bunga tertentu ( Hirsch, 1993)
e)      Musik
musik bermanfaat untuk menata suasana hati, meningkatkan hsil belajar yang diinginkan serta menyoroti hal – hal penting.
     4. Rancangan yang dinamis
 Perancangan pengajaran yang dinamis :
a)           Jembatani jurang antara guru – siswa dengan perancangan pelajaran
1)        dari dunia mereka ke dunia kita
2)        modalitas belajar Visual – Auditori – Kinestetik
3)        model kesuksesan dari pandang perancang
kerangka rancangan belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR
Ø TUMBUHKAN – minat yang memuaskan AMBAK (apa manfaat bagiku)
Ø ALAMI – ciptakan pengalaman umum yang dapat dimengerti
Ø NAMAI – sediakan kata kunci, model, rumus, strategi
Ø DEMONSTRASIKAN – berikan kesempatan sampai mereka tahu
Ø ULANGI – tunjukkan cara mengulang materi
Ø RAYAKAN – pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi
4). Kecerdasan berganda SLIM N BIL Dr. Howard Gardner
SLIM N BIL yaitu :
·  Spasial – visual  berfikir dalam citra dan gambar (melibatkan kemampuan memahami hubungan ruang dan citra mental)
·        Linguistik – Verbal  berfikir dalam kata-kata (melibatkan kemampuan memahami dalam berbahasa untuk berbicara, menulis, membaca, menghubungkan dan menafsirkan).
·   Interpersonal  berfikir lewat berkomunikasi dengan orang lain (mengacu pada keterampilan manusia dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain).
·        Musikal – Ritmik  berfikir dalam irama dan melodi.
·     Naturalis  berfikir dalam acuan alam (dapat melihat hubungan dan pola dunia alamiah dan mengidentifikasi dan berinteraksi dengan proses alam).
·  Badan – Kinestetik berfikir melalui sensasi dan gerakan fisik (merupakan kemampuan mengendalikan dan menggunakan badan fisik dengan mudah dan cekatan).
·        Intrapersonal berfikir secara reflektif (mengacu pada kesadaran reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri).
·    Logis – matematis berfkir dengan penalaran (melibatkan pemaecahan masalah secara logis dan ilmiah dan kemampuan matematis).
5).  Penggunaan metafora, perumpamaan dan sugesti
Ø  Metafora – kebanyakan sistem konseptual normal kita terstruktur secara metaforis yaitu sebagian besar konsep difahami sebagian dalam konsep lain
Ø  Perumpamaan , 90% masukan indra untuk otak berasal dari sumber visual
Ø  sugesti
b. Isi, dalam bagian ini, pengajar akan menemukan keterampilan penyampaian untuk kurikulum apapun disamping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atau apa yang mereka pelajari.
1).  Penyampaian/ presentasi materi yang prima
Guru yang seorang Quantum Teacher mempunyai ciri-ciri dalam berkomunikasi yaitu :
a)      Antusias : menampilkan semangat untuk hidup
b)      Berwibawa : menggerakkan orang
c)      Positif : melihat peluang dalam setiap saat
d)     Supel : mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik
e)      Humoris : berhati lapang untuk menerima kesalahan
f)       Luwes : menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil
g)     Menerima : mencari di balik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai-nilai inti
h)      Fasih : berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur
i)        Tulus : memiliki niat dan motivasi positif
j)        Spontan : dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil
k)  Menarik dan tertarik : mengaitkan setiap informasi dengan pengalaman hidup peserta didik dan peduli akan diri peserta didik
l)        Menganggap peserta didik “mampu” : percaya akan keberhasilan siswa
m)    Menetapkan dan memelihara harapan tinggi : membuat pedoman kualitas hubungan dan kualitas kerja yang memacu setiap peserta didik untuk berusaha sebaik mungkin. Agar dapat berkomunikasi dengan baik, ada beberapa prinsip komunikasi ampuh, antara lain adalah memunculkan kesan, mengarhkan fokus, inklusif (mengajak) dan spesifik (tepat sasaran). Selain itu, diperlukan juga komunikasi nonverbal antara lain kontak mata, ekspresi wajah,nada suara, gerak tubuh dan postur
2).  Fasilitas yang elegan
untuk tetap menjaga minat siswa dalam belajar, pada dasarnya mengacu pada tiga prinsip:
a)      Know it : mengetahui apa yang pengajar inginkan sebagai hasil akhirnya
b)      Explain it: menjelaskan hasilnya
c)      Get it and give back: mendaptkan hasilnya dan memberikan umpan balik
3). Keterampilan belajar
Keterampilan belajar diperlukan agar siswa dapat memahami sebgaian informasi dalam waktu yang lebih singkat, menyerap lebih banyak dan merasa sekolah itu menyenangkan.
Guru dapat memberdayakan siswa dengan beberapa keterampilan berikut:
a)       Memanfaatkan gaya belajar visual, auditory, kinestetik
b)      Mengajarkan dua teknik cepat belajar: SLANT dan keadaan alfa
Teknik SLANT ( pandangan ) teori Dr. Ed. Ellis antara lain:
·         Sit up in the chair ( duduk tegak di kursi mereka )
·         Learn forward ( condong ke depan )
·         Ask question ( bertanya )
·         Nod their heads ( mengangguk kepala )
·         talk to their teacher ( berbicara dengan guru )
Sedangkan keadaan ALFA dari teori Dr. Georgi Lozanov yaitu kondisi konsentrasi yang santai, belajar laju yang jauh lebih cepat misalnya saat membaca, mengerjakan soal matematika, atau menulis esai. Manfaat slant dan alfa yaitu dapat mengembangkan sikap positif mengenai belajar.
c). Mengorganisasi informasi: menggunakan peta pikiran dan catatan TS (tulis dan susun) serta belajar memutar
 d). Quantum reading: melontarkan pertanyaan, konsentrasi terpusat, superscan, membaca dan mengulang
  e).  Teknik mengingat: bercerita dan metode penempatan
4). Keterampilan hidup: mengorkestrasi ketulusan dan keefektifan siswa melalui keterampilan pribadi, membina dan memberdayakan setiap orang untuk membina dan memlihara hubungan dengan orang lain
5).   Kesuksesan melalui praktik
Quantum Teaching memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
a).  Belajar melibatkan semua aspek kehidupan manusia yaitu fikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, keyakinan dan persepsi masa depan. Jadi Quantum Teaching memadukan.
b).  Guru adalah faktor penting dalam lingkungan belajar dan kehidupan siswa, bukan sekedar pemberi ilmu. Peran guru sebagai: rekan belajar, model, pembimbing dan fasilitaror. Jadi Quantum Teaching menjelaskannya.
c).   Quantum Teaching menunjukkan kepada kita cara untuk menjadi guru yang baik. Quantum Teaching menguraikan cara – cara baru yang memudahkan proses belajar kita lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian – pencapaian yang terarah apapun mata pelajaran yang kita ajarkan.

D.        KESIMPULAN

Dari beberapa teori yang dikemukan oleh beberapa ahli tentang model pembelajaran quantum teaching seperti George Lozanov, Bobby DePorter, Colin Rose maka penulis dapat menyimpulkan bahwa model pemebelajaran quantum teaching adalah model pembelejaran yang memadukan serta melibatkan semua aspek kehidupan manusia yaitu fikiran, perasaan, bahasa tubuh, pengetahuan, sikap, minat, bakat, keyakinan dan pandangan akan masa depan yang ada di dalam diri setiap siswa, guru bertindak sebagai pemimpin untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran yang berlangsung. pembelajaran diibaratkan seperti konser musik yang penuh dengan harmoni serta keselaran seni – seni dari setiap alunan alat musik yang ditampilkan. Begitupula di dalam sebuah pembelajaran quantum teaching, pemebelajaran yang dialakukan oleh guru harus bisa menumbuhkan suasana yang menyenangkan melalui berbagai perpaduan karakter, kemampuan, keinginan yang berbeda dari setiap siswa dengan didukung lingkungan yang kaya akan sumber pengetahuan, misalnya ruangan kelas dibuat semenarik mungkin, bisa ditempeli dengan berbagai sumber belajar ( poster, gambar – gambar, kata – kata bijak ), posisi duduk dibentuk U, bisa diiringin alunan musik dll. Dalam pembelajaran Quantum Teaching semua pendapat siswa harus diberikan apresiasi, semua siswa berhak untuk menunjukkan kemampuan apa yang dia miliki, karena setiap anak yang dilahirkan pasti sudah memiliki kemampuan.


DAFTAR PUSTAKA

De Porter, Bobby, Mark Reardon & Sarah Singar – Nourie. 2007. Ed. 1, cet. ke – 21. Quantum Teaching. Mempraktikan Quantum Learning di Ruang – Ruang Kelas. Penerjemah: Ary Nilandari. Bandung : Kaifa.
DePorter, Bobby, Mark Reardon dan Sarah Singer – Nourie. 2010. Ed. 2, cet. ke – 1. Quantum Teaching. Penerjemah : Ary Nilandari. Bandung: Kaifa.

Chumy, Asep Sang 2009. Quantum Teaching, mengajar yang menyenangkan ( diakses 15 Maret 2012 )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar